Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

SEMUA KATEGORI

Artikel Terpopuler

Ayo ke posyandu

Bebas cacing sejak dini. Pentingnya pemberian obat cacing untuk balita, nampak seperti biasa pada hari selasa minggu pertama sampai minggu ke empat dalam satu bulan selalu diadakan penimbangan balita di posyandu desa cianting utara. Berbeda dari hari biasanya dan bulan sebelumnya, bulan ini bertepatan dengan bulan pemberian obat cacing pada balita,  Nampak hilir mudik orang tua bersama anak balita menuju posyandu. Kata ketua posyandu 4 (ibu. R.Heni Sriheni) alhamdulilah penimbangan saat ini begitu berbeda seperti biasanya bukan hanya pemeriksaan kesehatan balita dan juga ibu hamil saja,  karna penimbangan kali ini sekaligus pemberian obat cacing kepada balita, antusias orang tua balita dan juga anggota kader posyandu yang turut serta membantu demi kelancaran dan berjalannya program kesehatan ini disambutnya dengan baik. Sudah ada sekitar 65 balita yang menerima asupan obat cacing khususnya di posyandu 4. Posyandu 4 yang berlokasi di Rt.08 Rw.03 ini meliputi tiga Rt.07, 08 dan Rt. 09. Moga ditahun yang akan datang pemerintah pusat dan juga dinas kesehatan bisa lebih memeperhatikan ibu ibu kader yang selalu beroeean aktip membantu dari segi bidang kesehatan, ( kata ibu . Ibu Nina Herlina ) imbuhnya.

Kerja Bakti membersihkan selokan saat Memasuki musim penghujan

Cianting utara, 25 Oktober 2020   Nampak seperti biasa warga desa cianting utara tampak ruah turun kejalan, bukan lagi sedang menyampaikan aspirasi yang sedang ramai diperbincangkan dikota pada saat ini. Hari minggu Warga desa cianting utara turun kejalan sedang bergotong royong yang biasa disebut kerja bakti pada saat memasuki musim penghujan, guna membersihkan selokan dari sampah yang mengendap yang bisa menimbulkan banjir juga rumput rumput dipinggir jalan yang mulai meninggi dan menutupi bahu jalan. Peran warga masyarakat desa cianting utara begitu antusias bersemangat bergotong royong membersihkan tiap tiap titik disepanjang ruas jalan penghubung desa (Desa Cibodas dan Desa Pasir munjul). Kata Sekretaris Desa (Iyan Sopyan) Tidak hanya kaum laki-laki kaum perempuan pun (emak emak) juga turut serta turun kejalan membantu kaum laki-laki, menyapu rumput yang sudah dipotong. Nampak pula Babinkamtibmas turut serta dalam kegiatan tersebut.  

Gunung Cupu Andalan Wisata Desa Cianting Utara

Gunung Cupu merupakan ikon bagi masyarakat Purwakarta terutama bagi warga Desa Cianting Utara, Kecamatan Sukatani. Pasalnya gunung tersebut menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak menyedot wisatawan. Gunung berketinggian 333 meter di atas permukaan laut dengan ketinggian tebing sekitar 150 meter dan lebar sekitar 27 meter itu, terletak di antara dua kecamatan yaitu, Desa Anjun, Liunggunung, Kecamatan Plered serta, Desa Cianting dan Cianting Utara Kecamatan Sukatani. Menurut Saefurahman (30), salah seorang pengelola wisata pendakian gunung cupu mengatakan, hampir tiap akhir pekan ada saja wisatawan yang sengaja ingin mendaki. “Tidak hanya wisatawan lokal namun juga dari luar Negeri sengaja datang untuk mendaki gunung ini,” ujarnya. Ia mengatakan, alasan banyaknya wisatawan berdatangan lantaran ingin mencoba untuk memanjat gunung dengan jalur terbilang cukup terjal. Disamping itu, akses yang tidak jauh dari pusat kota menjadi daya tarik pengunjung untuk mendaki. “Biasanya sebelum mendaki kita minta data indentitas serta berapa jumlah yang naik untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. Sementara sebagai salah satu wilayah bagian dari destinasi Gunung Cupu ini, pemerintah Desa Cianting Utara tak tinggal diam, untuk menggali dan mempromosikan wisata alam Gunung Cupu. “Saat ini tidak dipungut biaya untuk mendaki, kita hanya minta turut mempromosikan wisata ini,” ujar Sekretaris Desa Iyan Sopyan. Ia mengatakan, saat ini akses infrastuktur menuju kaki gunung belum sepenuhnya maksimal. Meski begitu ke depan, pihaknya berencana bakal membuka jalur agar para pengunjung bisa nyaman saat akan mendaki. “Tinggal setengah lagi pengaspalan jalan bisa sampai ke bawah kaki gunung,” ujarnya. Sementara untuk menggenjot peningkatan pengunjung, pihak pemerintah desa terus berupaya melalukan promosi untuk menarik wisatawan. “Salah satunya kita gencarkan melalui media sosial,” katanya.  Purwakarta raka (sumberradarkarawang)

wisata gunung cupu

PURWAKARTA, RAKA – Banyak sebagian masyarakat mengenal Gunung Cupu hanya sebatas gunung batu yang kontur tanahnya penuh dengan bebatuan. Sepintas gunung ini pun erkesan biasa dan tak memiliki kemistri menarik dibalik namanya. Padahal usut punya usut banyak sejarah di balik berdirinya gunung itu. Gunung berketinggian 333 meter di atas permukaan laut dengan ketinggian tebing sekitar 150 meter dengan lebar sekitar 27 meter itu terletak di antara dua kecamatan yaitu, Desa Anjun, Liunggunung, Kecamatan Plered serta, Desa Cianting dan Cianting Utara Kecamatan Sukatani. Menurut informasi yang berhasil dihimpun, nama Cupu berasal dari nama penunggu gunung tersebut yang merupakan sosok makhluk gaib. “Gunung Cupu ini ada yang menunggu, nama penunggunya, Cupu Manik,” kata seorang sesepuh bernama Wira Atmaja (85) saat ditemui di kediamanya di Kampung Cianting RT 3 RW1, Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, Jumat (13/12). Kakek yang biasa disapa Ki Irat ini menuturkan, dahulu kala Cupu Manik atau yang pada zaman dulu akrab disapa Eyang Dalem Cupu Manik ini memiliki seekor kuda bersayap (Vegasus). Kuda tersebut seringkali terbang kesana kemari, seperti dari Gunung Hejo ke Gunung Cupu. Hingga sampai saat ini jejak kaki kuda tersebut masih nampak jelas di bagian puncak gunung tersebut. “Pada satu waktu anting yang digunakan kuda ini jatuh di lokasi yang saat ini menjadi Desa Cianting,” ucap Ki Irat. Kakek yang sempat profesi sebagai seorang dalang wayang golek di tahun 1940-an ini pun menyebut, di puncak Gunung Cupu terdapat sebuah gua kecil yang konon sering dijadikan sebagai tempat pertapaan, baik oleh warga sekitar maupun warga yang berasal dari Kabupaten Purwakarta. “Dulu banyak yang tapa di suatu tempat yang ada di atas Gunung Cupu untuk segala niat,” ujarnya. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, gunung cupu kini berubah menjadi tempat wisata bagi masyarakat yang hobi dengan ketinggian. Saefurahman (30), salah seorang pengelola wisata pendakian gunung cupu mengatakan, hampir tiap akhir pekan ada saja wisatawan yang sengaja ingin mendaki. “Tidak hanya wisatawan lokal namun juga dari luar Negeri sengaja datang untuk mendaki gunung ini,” ujarnya. Ia mengatakan, alasan banyaknya wisatawan berdatangan lantaran ingin mencoba untuk memanjat gunung dengan jalur terbilang cukup terjal. Di samping itu, akses yang tidak jauh dari pusat kota menjadi daya tarik pengunjung untuk mendaki. “Biasanya sebelum mendaki kita minta data identitas serta berapa jumlah yang naik untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. (gan) (sumberradarkarawang)